Persaingan Sengit Cowok Yang Mencintai Secara Diam-Diam

Sewaktu kelas dua SMP. Gue dan Adi jatuh cinta secara diam-diam pada cewek yang sama. Namanya Nadia, ia hidup di kelas sebelah. Nadia bisa dibilang cewek paling cantik di sekolah yang mewakili kelas satu, dua dan tiga. Karena itu gue dan Adi bersaing secara bersih tanpa noda, karena kalau cuci baju kita pakai serbuk detergen.

Cowok yang bersaing secara bersih akan berpenampilan sebersih mungkin, makanya gue dan Adi mencuci baju dengan detergen agar nodanya hilang. Gambarnya juga ikut hilang. Warnanya juga hilang.

Adi adalah temen sekelas gue, dan dia sebenernya bisa dengan mudah mendapatkan Nadia. Karena menurut gue Adi lebih ganteng, lebih pintar dan cukup humoris. Berbeda dengan gue yang sangat biasa ini dengan keterbatasan otak, gak ganteng, dan acak-acakan. Namun disisi kelebihan Adi, sayangnya dia dungu. Mungkin ada sangkut pautnya sewaktu dia kecil dia pernah dibawa ke rumah sakit jiwa, padahal cuma sakit flu dan batuk. Berbeda dengan gue yang sakit pilek langsung di larikan ke dokter hewan.

Adi memang dungu, tapi bukan seperti idiot yang membuka pintu dengan kepalanya disindulin. Atau yang kalo lagi diare lalu berak di celana gak bilang-bilang. Tapi dia dungu dalam hal mencoba menarik perhatian Nadia. Dia bahkan tidak tau cara berkenalan yang baik dan benar dengan Nadia. Nggak kayak gue yang sudah nyiapin cara berkenalan yang baik dan benar dengan Nadia. Padahal, di kelas, Adi latihan sesering mungkin dengan gue.

Saat itu gue akting sebagai Nadia. Tentu saja gantian. Adi Mengatakan kata-kata yang sok asik buat ngajak kenalan. Kalimat yang dia hafalkan lumayan banyak, dari mulai yang standart, 'Hai, perkenalkan nama gue Adi' sampai yang paling nggak banget, 'Hai, dalam kesempatan kali ini izinkan aku memberkenalnkan diri terlebih dahulu padamu, nama ku Adi. Lalu siapa namamu?' Satu-satunya cara buat Nadia merespon adalah kabur dari hadapannya. 

Nggak kayak cara gue meskipun hanya kalimat sederhana yang gue susun sedemikian rupa seperti ini. 'Hai, what's up, dear? Perkenalkan namaku Zakki, cowok biasa di kelas sebelah' Kenapa? Gue yakin dia gak bakal kabur. Jadi setiap hari dikelas kalau sempat gue dan Adi latihan bareng dan saling membantu. Namanya juga saingan bersih.

Cowok yang bersaing secara bersih tidak akan main belakang dan menjatuhkan. Seperti gue dan Adi, justru sebaliknya, kita saling membantu.

Aku juga sering bengong sendiri ketika tidak sengaja bertemu face to face dengan Nadia. Nggak memanfaatkan moment itu untuk ngobrol dengan Nadia, malah gue jadi salah tingkah setelah tersadar dari bengongan yang tak berarti itu. 

Adi juga pernah seperti itu, bertemu face to face dengan Nadia, dia juga nggak memanfaatkan moment itu untuk mengobrol dengan Nadia. Malah kabur terbirit-birit menuju ke toilet. Karena sebelumya gue dan Adi makan rujak yang sangat pedas, karena Adi gak mau kalah dari gue dia tambahin lagi cabenya, lagi dan lagi. Hasilnya Adi diare lalu kecirit.

Gue dan Adi selalu bersaing untuk semua hal, bukan soal percintaan doang, juga seperti tadi, bersaing untuk siapa yang paling kuat terhadap pedasnya cabe. 

Cowok yang bersaing secara bersih akan selalu menyaingkan apapun yang mereka lakukan. Seperti siapa yang paling kuat terhadap pedasnya cabe.

Kalau untuk pedasnya cabe gue kalah. Tapi kalau untuk pedasnya meratapi kejombloan ini, gue yakin, pasti gue yang menang. Soalnya gue udah terlalu lama jomblo. Berbeda dengan Adi yang jomblonya tidak terlalu lama dibanding gue. 

Saat itu gue jomblo ketika pacar gue minta putus setelah mengira gue gak peka sama dia yang bilang terserah. Dan dua hari kemudian Adi jomblo setelah dianiaya pacarnya secara brutal karena lupa tanggal jadian. Saat itu gue sadar bahwa gue dan Adi tidak bersalah dalam kasus ini tapi tetap saja di vonis salah di mata cewek. Di sisi lain juga ketika saling deketin cewek lain, pasti gue dan Adi dituduh bersalah. Padahal kita gak tahu dimana letak kesalahan kita. Akhirnya gue dan Adi jadi jomblo terhormat yang bersaing secara bersih.

Cowok yang bersaing secara bersih secara manusiawi akan meratapi kejombloannya karena selalu salah dimata cewek.

Dalam perjuangan, salah satunya gue buat sebuah surat cinta dengan gaya bahasa keseharian sendiri yang bakalan gue kasih ke Nadia saat perkenalan nanti.

'Coba baca deh' kata gue sembari menyodorkan sepucuk surat cinta ini kepada Adi 'Surat itu bakalan gue kasih ke Nadia, bagus gak?'

'Hmmmmm' kata Adi membaca perlahan.

'Gimana?! Gimana?!'

'Ini beneran lu yang nulis?'

'Yaiyalah'

'Hmmmmm' membaca perlahan lagi.

'Gimana! Gimana?!'

'Keren! Surat ini bakalan buat Nadia gak mau sekolah lagi!' Kata Adi dengan hebohnya sambil menepuk-nepuk meja dikelas.

Gue langsung memasang muka gahar dan menepuk lengan Adi dengan penuh kekesalan.

Namun.

Bagus maupun jeleknya surat yang gue buat untuk Nadia ini tidak masalah, yang jadi masalah apakah gue bakalan seberani  itu buat ngasih surat kepada Nadia.

Ketika pulang sekolah gue tidak berani dan mengurungkan niat untuk memberikan surat ini kepada Nadia. Semuanya sudah bisa aku tebak sebelumnya ketika hari masih begitu pagi. Akhirnya surat cinta untuk Nadia yang tidak tersampaikan gue baca setiap hari dirumah sambil galau-galau gak jelas.

Saat itu gue berpikir, gue tidak jauh berbeda dengan Adi yang dungu, jadi kita sepasang pemuda yang dungu dalam memperjuangkan cintanya. Gue sangat dungu karena tidak bisa berhadapan langsung dengan Nadia untuk memberikan sebuah surat cinta. Apa yang  gue dan Adi lakukan juga dilakukan oleh Cowok yang jatuh cinta secara diam-diam.

๐Ÿ˜

Cowok yang jatuh cinta secara diam-diam  memenuhi catatannya dengan perasaan hati yang tidak tersampaikan. Di dalam buku catatan B.inggris, Adi selalu menulis 'NADIA LOVE ADI' secara besar-besaran, disertai dengan gambar hati dengan anak panah yang tertancap menembus. Gue tau ketika gue pinjam buku catatan B.Inggrisnya buat gue contek, gue langsung bilang, 'Parah, norak banget lu Di' Adi langsung merengut. Dan besoknya gue ikutan bikin.

Catatan gue tentu saja lebih bagus daripada punyanya si Adi.

Agar lebih kreatif, gue gambar anime cewek dan cowok sedang berpegangan tangan, tentu saja ini menggambarkan gue dan Nadia sedang berpegangan tangan. 

Ketika sudah jadi gue perhatikan lebih teliti lagi, gambar anime cewek mirip banget sama Nadia, tapi ketika gue perhatiin anime cowok, dimana maksudnya itu adalah gue. Lebih mirip Andhika kangen band. Berhubung gue orangnya kadang gampang puas, gambar itu gue tempelin di sampul depan buku catatan B.Inggris. 

Ketika Adi mengetahui gambar itu, dia langsung bertanya. 'Kenapa muka lu jadi berantakan gini?'

'Ya gue gambar menyerupai aslinya saja'

Diam-diam gue menyingkir.

Buku catatan B.Inggris yang ada gambar Gue dan Nadia nya itu gue simpan dengan rapi, dan terkadang ketika lagi mengerjakan pekerjaan rumah gue suka memperhatikannya dengan tersenyum lebar. Mungkin Andhika kangen band tidak akan pernah berpegangan tangan dengan Nadia, tapi setidaknya di gambar ini kita berpegangan tangan.

Selain gambar-gambar norak tersebut, catatan kita juga penuh dengan kata-kata cinta. Catatan gue sendiri misalanya penuh dengan pesan-pesan cinta yang tidak tersampaikan kepada Nadia. Misalnya: "Kalau gue ganteng, kamu pasti cantik, kan cocok tuh, Zakki Nadia, ganteng dan cantik" Atau yang lebih parah. "Kalau kamu jadi kotoran, gue mau jadi lalatnya.. Biar gak jijik ciumin kamu tiap hari" 

Tulisan-tulisan norak dalam versi Adi juga muncul dalam buku catatan miliknya yang bikin gue serasa kalah saing. Yang setiap kali ada soal tanya jawab, dia sambung-sambungkan dengan aneh. Seperti ini: "Hou are you?" Adi jawab. "Nadia's boyfriend"

Cowok yang jatuh cinta secara diam-diam tau setiap detailnya informasi mengenai cewek yang dia taksir. Gue tahu kalau Nadia itu cewek, dan juga Adi tahu kalau Nadia itu masih jomblo.

Gue tau Nadia kalau berangkat sekolah pukul 06.30 dan tiba di sekolah pukul 06.47. Adi juga tau kalau Nadia tidak suka berlama-lama didalam kelas ketika bel pulang berdering, dia langsung meluncur keluar kelas. Gue tau Nadia punya 7 mantan, diantaranya ada anak guru, juga anak dari guru yang gak jadi guru. dan juga anak guru yang jadi anak berguru pada guru beranak (ayo gimana ini). Adi juga tau satu hal yang penting kalau zodiak Nadia itu Cancer, dan gue tau hari kelahirannya yaitu kamis wage.

Dimana kita tahu semua ini?

Seperti biasa, dari teman, teman dari teman. Dari pengalaman. Dari keinginan mencari tahu, bahkan hal terkecil dari orang tang kita taksir.

Cowok yang jatuh cinta secara diam-diam selalu bertingkah seperti seorang penguntit. Menjelang jam istirahat dan pulang, gue selalu melihat ke arah jendela kelas, agar bisa melihat Nadia berjalan.

Ketika Nadia melihat balik ke arah gue, melalui sela-sela jendela itu, gue akan langsung buang muka. Pernah sekali, ketika saking paniknya membuang muka karena sangat ketahuan kalau gue nguntitin Nadia, gua nyundul kepala temen gue dan temen gue mental keluar lalu kepalanya yang agak botak nyundul frankky-nya pak guru yang saat itu sedang memperhatikan gue yang sedang menguntit. 

Jadi ceritanya gini; kepala gue ketemu sama kepalanya temen gue, terus kepalanya temen gue ketemu sama kepalanya frankky.

Tahu frankky itu siapa? Makhluk yang sensitif.

Cowok yang jatuh cinta secara diam-diam kebanyakan selalu menelepon cewek yang dia taksir tiap malam.

Saat itu ketika ada kerja kelompok, Gue memutuskan untuk tidak pulang ke rumah dan nginep dirumahnya Adi, pas waktu malam diatas jam 9 gue saranin kepada Adi untuk menelepon Nadia, soalnya tiap hari yang gue lakuin ketika malam-malam gini ya menelepon Nadia, lalu langsung menutupnya begitu telepon tersebut diangkat.

 'Di, coba lu telepon Nadia gih' kata gue simpatik.

 'Iya, ini mau nelpon'

 'Oh mau nelpon, kemarin lu nelpon dia gak?'

 'hampir tiap hari sih, kemarin saja tiga kali' jawab Adi. Gue langsung masang muka datar. 'Tapi langsung gue tutup'

 'Kenapa?'

 'Aku takut bicara sama dia'

 'Bego banget lu Di, ayo sekarang telepon dan bicara sama dia' ajuan gue memberi semangat pada Adi. Padahal gue sendiri juga sama dengannya.

 'Baiklah. Tapi bentar gue mau cerita, suaranya bagus banget loh, saat itu saja gue sampe gak bisa tidur' Adi melotot didepan gue. 

 'Lebay banget lu, buruan-buruan' Saat itu gue sadar, bukan hanya gue yang gak bisa tidur setelah mendengarkan suara Nadia, Adi juga.

Adi mengarahkan handphonenya ke kuping kirinya, ia bersiap-siap menerima suara dari seberang sana. Setelah beberapa detik kemudian, akhirnya ada juga suara dari balik telepon tersebut.

 'Halo, Malam' kata Adi.

 'Malam juga' kata Nadia.

 'Ini Nadia ya? Ini gue Adi'

Gue melihat adegan tersebut sambil deg-degan. Berharap Adi bisa mendapatkan apa yang dia inginkan, tapi disisi lain gue harap dia gak bisa dapatkan apa yang dia inginkan, ya maksudnya menginginkan Nadia. Gue deg-degan sambil bimbang dan menggigiti jari kuku.

 'Adi? Adi yang mana ya?

 'Adi yang ada dikelas sebelah.'

 'Kayanya gak ada yang bernama Adi deh dikelas sebelah' kata Nadia. 'Tunggu-tunggu, ini Adi mana sih? Yang botak itu bukan?'

 'Bukan, Adi agak pendekan, tapi tubuh agak gemukan, gak botak, kita sering papasan kok kalo beli minuman di koperasi'

 'Ooooooooooh..!' Kata Nadia.

 'Inget?'

 'Inget-inget, Adi banci yang sering bawa tas kemana-mana?!'

Hening.

'Dia bilang "Adi banci yang sering bawa tas" gue harus jawab apa nih?!' Tanya Adi ke gue dengan panik.

 'MAMPUS! Tutup teleponnya, tutup cepat' gue memberikan instruksi. Gue memerintahkan Adi untuk segera menurup teleponnya, karena gak mungkin juga kan gue suruah Adi jawab "Iya, gue Adi banci, dan isi tas itu alat-alat kecantikan, kebetulan sekarang lagi gak mangkal" Coba bayangin, kan udah kaya kura-kura ninja kerasukan belalang sembah tuh anak.

Adi langsung menutup teleponnya. Adi stress. Adi gak bisa tidur semaleman, dia menganalisis setiap anggota tubuhnya yang mana membuat dia mendapatkan julukan "Adi Banci" yang mungkin diberikan Nadia dan teman-temannya. Apakah memang karena gaya omongannya yang melambay dan bokongnya yang semok? Jika diperhatiin ada benernya juga sih, dia kelihatan banci. Saat itu juga gue ngatain dia "Dasar Banci" dalam hati.

"Sudahlah, terima apa adanya saja, mungkin dia sedang khilaf' kata gue nenangin Adi yang sekarang tertidur dengan tatapan kosong ke arah langit-langit kamarnya. Akhirnya gue juga tiduran disampingnya dan menatap kosong ke arah langit-langit tersebut.

Gue jadi inget dua hari yang lalu ketika sedang menelepon Nadia.

Saat itu gue beranikan diri untuk mengombrol dengan Nadia lewat telepon. Gue dapat nomor Nadia dari teman laki-lakinya dengan imbalan semangkuk bakso dan jus alpukat rasa stroberry dengan extra durian campur wortel dan tambahan merica agar lebih mantap.

 'Halo' sapa Nadia di telepon.

 Gue tidak jawab apa-apa.

 'Halo'

 Gue masih tidak menjawab.

 'Halo' Nadia menyapa sekali lagi.

 'H-h-ha-lo' kata gue, memberanikan diri ngomong dengan sangat pelan.

 'Iya, ini siapa ya, Mbak?' Tanya Nadia dibalik sana.

Tut tut tut. Dengan gondok 3 kilo gue tutup teleponnya. Suara gue waktu SMP ternyata belum akil balik, niatnya mau ngajak ngobrol biar akrab, malah di panggil mbak-mbak. Nasib punya suara kaya gini, haduhhh.

Gue diem, Adi juga diem. Sesekali Adi melihat handphonenya. Kita seperti sedang memilki keterikatan batin saat itu, setelah gue di mbak-mbakin dan Adi dibanciin. Kita tidur berdampingan layaknya sepasang cowok yang memiliki kelamin ganda.

Kita gak bisa tidur dengan pemikiran yang bergelut di otak kita masing-masing, hingga pada alarm handphone Adi berbunyi tepat jam 12. Tengah malam.

Adi dan gue sadar sekarang. Setelah matikan alarm Adi langsung melihat ke arah gue. Dia bertanya.

 'Lu nyadar gak sih, gimana cewek yang kita suka pasti tidak pernah menyukai kita? Kenapa sih kita harus suka sama cewek yang kayak gitu? Kenapa gak dengan cewek yang memang pasti suka sama kita' tanya Adi.

 'Emang ada yang suka sama kita?'

 'Yaaah, siapa tau ada gitu'

 'Hmm, gak tau juga sih, mungkin mereka juga diam-diam seperti kita yang mencintai secara diam-diam' jawab gue gak yakin.

 'Gue capek Zak' Adi menaruh kedua tangannya di belakang kepala 'gue mau Nadia tau perasaan gue ke dia gimana'

 'Gue juga capek Di, gue juga mau Nadia tau perasaan gue ke dia itu melebihi perasaan lu ke dia' 

 'Lha, lebih gue dong'

 'Tentu saja lebih gue'

 'Gue'

 'Gue'

...

Akhirnya disepanjang malam kita gak tidur karena mikirin cara buat ngasih tau Nadia tentang perasaan kita, akhirnya kita menemukan kunci dimana kita harus nembak Nadia secara barengan, dan misalnya salah satu dari kita ada yang diterima jangan sampai lupa dengan yang gagal, dengan tetap berteman seperti biasa dan menerima kenyataan yang ada.

Setelah gue pikir-pikir lagi apakah tidak terlalu egois malakukan hal seperti itu? Apakah hasilnya akan baik, yah mungkin saja akan baik sepihak dan pihak lainnya tersakiti. Sama saja menyakiti orang lain, dan orang lain itu adalah temen lu sendiri. Apa cowok itu lebih memilih pacar daripada teman? Apakah sama dengan kebanyakan cewek yang lebih memilih pacar daripada temen sehingga penikungan berdaredar dimana-mana.

Tidak!

Tidak sama! Kebanyakan cowok lebih memilih teman daripada pacar. Itulah dari sudut pandang sejauh mana mata gue melihat dan telinga gue mendengar.

Cowok yang bersaing secara bersih akan sadar ketika dia memiliki teman yang berarti daripada pacar yang tak berarti.

Jika itu yang harus gue lakukan, gue akan lakukan, biar saja Adi yang mengatakan semuanya pada Nadia, gue ngalah demi pertemanan kita. Saat yang bersamaan Adi mengatakan hal yang sama pada gue bahwa dia lebih milih pertemanan ini.

Dan akhirnya cowok yang bersaing secara bersih akan menyudahi persaingan ini ketika mereka sadar ada yang berarti dan ada yang tidak berarti.

Saat berpapasan dengan Nadia ketika gue dan Adi berjalan sambil bergurau ria ngatain orang. Kita tidak lagi ditakdirkan untuk memperhatikan dia. Kita ditakdirkan untuk tetap tertawa disepanjang koridor kelas sampai terbahak-bakak.

Semakin gue melupakan dia semakin terbuka hati ini untuk orang lain, tapi semakin waktu berjalan orang lain tak hinggap juga sampai pada akhirnya terus menerus mengulur waktu, berharap bahwa gue bisa jatuh cinta pada orang yang pasti mencintai gue.

๐Ÿ˜Œ

Saat kelulusan temen gue Roni bilang pada gue. "hidup itu pilihan, itu pilihannya; lu bisa coba ngelupain dia, terus lu masuk ke SMA, terus ternyata lu gak bisa ngelupain dia, lalu lu cari dia kemana-mana ternyata dia pindah ke luar kota, hilang kontak, terus lu galau tiap hari dan menyesali setiap perbuatan lu yang selama ini diam saja tanpa mengetahui isi hatinya Nadia. Bisa saja Nadia menyukai lu karena gue tau tiap kali ada lu dan Nadia, Nadia pasti sesekali merhatiin lu"

Cowok yang jatuh cinta secara diam-diam pada akhirnya selalu melamun dengan tidak pasti. Memandang waktu yang berjalan sangat cepat dan menyesali semua perbuatan yang tidak mereka lakukan dulu. Gue menyesal kenapa gak sewaktu SMP gue gak bilang saja pada Nadia. Adi juga menyesal atas perbuatan yang sama. Kini gue masuk SMA dan Adi masuk SMK, lalu Nadia hilang entah kemana seperti apa yang dikatakan oleh Roni waktu kelulusan.

Saat malam tiba kini gue berdo'a sebelum tidur, "semoga saja besok muka gue berubah ganteng lalu bertemu Nadia. Dan Nadia mau sama gue"

Besoknya tepat pagi hari setelah dapat info berupa sms dari Roni bahwa Nadia lagi boncengan dengan cowok naik motor Ninja, berarti do'a gue semalam tidak terkabul. Dan akhirnya gue berdo'a lebih realistis. "Moga-moga dia bahagia dengan siapapun yang dia cintai"

Seminggu kemudian Roni dapat undangan pernikahannya Nadia. Gue dan Adi tidak dapat. Nggak papa, mungkin Nadia menghargai kita karena telah menjadi orang yang pernah mencintai dia secara diam-diam biar gak sedih ketika melihatnya, makanya gue dan Adi tidak dapat undangan biar gak mengacaukan pesta pernikahannya, biar gue gak teriak-teriak dan adi nangis menjerit untuk merusak pernikahannya. Positif thingking aja. Atau... Jangan-jangan Nadia gak kenal. 

A
Aa..

Pada akhirnya cowok yang jatuh cinta secara diam-diam hanya bisa mendo'akan  orang yang mereka cintai. Paham, menerima. Paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Menerima kenyataan yang tidak kita inginkan. Namun, kadang yang kita inginkan tidak sesungguhnya dengan apa yang kita butuhkan. Dan sesungguhnya yang kita butuhkan hanyalah merelakan.

Akhirnya cowok yang jatuh cinta secara diam-diam sadar bahwa dia hanya bisa melakukan apa yang mereka selalu lakukan. Mencintai sendirian tanpa balasan.

๐Ÿ™

Comments

Popular posts from this blog

About RISKY Episode 2 - Kalian Bakalan Naksir

Setiap Tarikan Nafas Itu Menuju Ke....Death