Cewek yang bernama Nisa
Ditempat gw kerja, gw bertemu dengan sosok gadis yang menarik. Dia sangat manis, namun dibalik karakternya yang baik mewakili rupa, terselip sifat arogan pada dirinya. Bisa dilihat dari mukanya yang berat dan selalu serius, apalagi tatapan matanya yang tajam, setajam silet, seperti tatapan mata pembunuh. Okey, yang ini cukup berlebihan.
Gw tau sendiri saat itu, ketika gw sedang jalan bersisihan bersama partner kerja, ditengah jalan area pabrik kita berbicara soal cewek itu, kebetulan saat itu kita berdua dipertemukan dengan cewek judes itu yang sedang ngerapihin tempat kerjanya. Dia natap kita dengan serius, gw langsung buang muka, malah temen gw yang ngebalas tatapannya. Alhasil, seperti hal yang tidak diinginkan malah terjadi. Cewek itu langsung melemparkan sebuah bentakan kasar kepada partner kerja gw ini. “APA LIAT-LIAT!!” Begitu yang dia lontarkan. Temen gw langsung nyengir dan ngeliat ke arah gw yang sedang tertunduk fokus memperhatikan jalan yang kita lewati. Diam-diam kita menyingkir.
Gw langsung berfikir kritis saat itu, sesuatu hal yang masuk ke dalam otak gw yang aneh ini, cewek itu… Sangar amat.
Jangankan buat dirayu atau digodain, natap dia saja sudah kena bentak, coba kalo bisa digombalin, bisa-bisa kena gampar kanan-kiri nih.
Saat itu gw sadar, di era globalisasi ini masih ada wanita yang menjunjung tinggi harkat dan martabatnya. Berarti wanita yang kaya gitu itu pantas masuk daftar “Hampir Punah” dan pantas dilindungi pemerintah.
Gw jadi terus kefikiran dia, gw cari-cari tahu tentang dia, namanya, rumahnya, orang tuanya, dan juga pacarnya.
Namamya Nisa, rumahnya tidak cukup jauh dari kediaman gw, orang tuanya pria dan wanita yang sudah sah menjadi suami-istri, dan pacarnya… Gw dapet info dari temen kerja gw kalo dia sudah bertunangan. Saat itu juga suara petir menyambar, kaya di adegan sinetron yang telah mengetajui sesuatu yang selama ini tidak diketahui.
Gw jadi patah semangat memikirkannya, telah berkurang juga rasa tertarikku padanya, dari 30% jadi 29,5%. Dan memurut gw pengurangan itu sangatlah wajar dengan keadaan seperti ini.
Hampir tiap hari bertemu, berpapasan, saling tatap, namun gw yang harus melempar muka, gw merasa malu dan takut. Saat itu gw berfikir, kenapa gw jadi sepengecut ini? Menyedihkan. Dan gw juga berfikir misalnya gw deket sama dia, sering godain dia, apakah hal itu baik bagi dia yang sudah bertunangan? bagaimanapun kesalahan tetap dari gw, kembali pada diri gw sendiri.
Oh men, dia sudah bertunangan, gw harus buang rasa ketertarikan ini.
Seiring gw berusaha ngebuang perasaan itu, gw didekatkan lagi dengannya dalam sebuah pekerjaan. Kenyataan membawa nisa ke gw.
Nisa dipindah pada bagian kerja gw, jadi kita satu bagian. Whaaaaaaaa
Hal ini jadi boomerang buat gw yang selama hampir dua bulan ini ngelupain dia. Perasaan itu muncul lagi.
Gw jadi sering nggak jadi diri gw sendiri, gw jadi sering menjadi versi lain dari diri gw, kenapa hal itu sangat otomatis ketika nisa ada. Ya Tuhan, sebenarnya apa yang ada didalam hati gw ini, apa mungkin gw suka sama dia….? Bukankah selama ini gw tertarik sama dia kerena dia berbeda.
Hufffffft.
Temen-temen kerja gw jadi sering ngegodain dia, tapi kenapa gw nggak bisa? jangankan ngegodain, saling senyum sapa pun tidak. Saat itu gw mengetahui kebenaran bahwa suara nisa sangat kecil, lucu juga ya buat cewek semanis dia memiliki suara yang kecil. Dan kebenaran yang lain, ternyata nisa sangatlah suka bergurau, bisa gw lihat dari pemandangan temen-temen gw ngegodain dia, yang cukup buat gw cemburu. Dan satu hal lagi yang aku tidak tau adalah nisa kakak kelas gw semasa SMP. OMG. Kenapa selama ini gw gak sadar, berarti perasaan itu yang selama ini menggebu-gebu didalam perut gw hanyalah tentang pernah kenal. Ini mah lagi diare.
Pada akhirnya gw bertindak dibalik layar.
Suatu malam gw chat partner kerja nisa, kebetulan dia juga kenal akrab sama gw karena dia adik kelas gw sewaktu SMP.
Zakki : “Rus, gw butuh bantuan lu, lu mau bantu kagak?”
Rus : “Bantu apaan?”
Zakki : “Soal Nisa”
Rus : “Oh, kamu suka sama nisa ya?”
Zakki ; “Gak tau, yang penting gw butuh bantuan lu, mintain nomor tlpnya, atau kontak lain yang nisa punya”
Rus : “Katanya gak boleh disebarin”
Zakki : “Coba tanya dulu, ada anak kerren mau minta kontaknya, gitu”
Rus : “Oke, beres”
Lima belas menit kemudian
Rus : “Gak boleh katanya, tapi kalo kamu mau serius nih kontaknya 08xxxxxxx888”
Zakki : “Gak jadi deh”
Rus : “Hahaha, patah semangat yee”
Zakki : “Bukan begitu, gw seorang lelaki yang menghargai perempuan, jika gak boleh, ya gak gw lakuin”
Rus : “Wkwkwk, kaya orang zak kalo ngomong”
Zakki : “Njerr, jadi selama ini gw apa? Kingkong?!”
Dan bla bla bla. Btw, Rus itu cewek.
Gw fikir dengan menjadi adik kelasnya jadi lebih mudah ngedeketin dia, tapi hal itu malah membuat gw berfikir dua kali kalo misalnya saja gw godain dia, dia malah mikir, mentang-mentang kita pernah satu sekolah dan adik kelasnya, gw bisa seenaknya ngegodain dia. Hadehhh, serba salah.
Besoknya gw dapet info lagi tentangnya dari temen gw. Info pertama yang gw dapet adalah tentang bagaimana dia menjawab sebuah ajakan, jawabnya bicara besar seperti menyombongkan dirinya. Yang kedua adalah dia pernah dilamar oleh karyawan pabrik dimana kita berkerja, dan jawaban darinya membuat gw pengen sekali ngejauhin dia, “Anak kapan lu!” begitulah jawabannya.
Gw tau perasaannya yang telah ditolak serta di hina kaya gitu, ketika kita serius pada seseorang, saat itu juga kita kecewa jika tak dihargai sama sekali.
Bagaimana pun, apapun, gw gak boleh ngelakuin ini, mungkin ini sudah jadi takdir semesta.
Biarlah waktu yang menjawab semua ini, dan tugas gw melupakannya dan mengalir. Kenyataannya memang seperti ini.. Meski datang banyak hal yang membawa gw kepadanya, gw tetap mengalir perlahan, gw ikuti jalan takdir yang mengarungi sangai asmara ini, sampai pada sebuah titik gw menggenang dengan tenang, entah itu bersamamu atau orang lain.
Kalau kata abg sekarang itu namamya “OTW Melupakannya”
Comments
Post a Comment