Guru sialan

Esoknya gw lagi duduk di depan kelas sambil mainan hape, (btw gw kelas 3 sekolah akhir ya, ingat itu baik-baik) dengan kaget bahu gw di tepuk sama temen yang lagi duduk di samping gw, tanpa basa basi dia angkat bicara.

"Hey, kemarin nggak masuk?" tanyanya.

"Tentu saja, lu gak tau hujan lebat ya? jawab gw sambil memasukkan hape dalam saku.

"Oh, sama" sahutnya.

"Sama apanya? maaf, kita tidak sama-sama mencintai, gw ngga homo" jawab gw serius.

"Njir, goblok.. sama kemaren gw juga nggak masuk" jelasnya.

"Oh, sip, itulah solidaritas" sahut gw dengan senyuman keren.

Tak di duga seorang guru menghampiri kelas gw dan semua anak-anak yang ada di luar langsung amburadul dengan kecepatan masuk kedalam kelas, begitu juga dengan gw sekaligus temen gw.

Ketika sudah di siapkan, seorang guru laki-laki itu berdiri dan membawa buku absensi.

"Saya pertama kali masuk ke kelas ini, jadi perkenalkan, saya guru baru, nama saya (disamarkan), saya akan mulai dengan absensi terlebih dahulu, katakan hadir sambil angkat tangan setelah namanya saya sebut. Ayu" memulai absen.

"Hadir" Ayu mengangkat tangan.

"........" mengabsen terus jalan hingga akhirnya absensi gua datang.

"Zakkia"

(sekelas ngakak)

"Hadir pak" mengankat satu tangan ke atas dengan wajah kusut.

"Oh, jawab yang jujur, kamu perempuan apa laki-laki?" tanya guru baru itu.

Semua sorot mata tertuju pada gw, njir, sandiwara macam apa ini. Gw melembung empat kilo. Sialan, apa maksud dari pertanyaan guru baru ini.

"Sejak kapan saya jadi perempuan?! saya laki-laki pak, original" jawab gw jengkel karena semua sorot mata tertuju ke gw, sambil menahan tawa mereka.

"Hm, tapi namanya...kok perempuan?" tanya guru baru itu, membuat suasana kelas jadi ancur. Ya ampun.. kenapa dengan orang tua yang berdiri di sana, kenapa ada kembaran mondi yang selalu ngengaggu hidup gw (mondi = tikus)

"Mungkin bapak salah baca absensinya karena kacamata bapak nggak bapak pakai, nama saya Moch. Zakki Alfarisi pak, jangan di ganti ganti gitu dong nama orang pak, hak cipta masih berlaku pada orang tua saya, bapak bisa di tuntut loh karena mengganti ganti nama orang" jawab gw dan memperjelas keadaan kelas jadi ancur kaya gini.

Sekelas bersama sama tertawa, entah itu menertawai gw atau menertawai orang tua yang berdiri di sana. Dengan langsung memasang kacamatanya yang di taruh di atas meja, dia melihat absensi lagi dan..

"Oh iya, Moch. Zakki Alfarisi, maaf yah anak-anak, ini efek usia dan minus di mata bapak, dulu mata bapak minus beberapa gitu dan sekarang mata bapak jadi mata keranjang" curhatnya memperjelas tawaan sekelas, gw hanya diem kerena di satu sisi gw berfikir bahwa gw juga terlibat dalam kehancuran tawa kelas ini, dan di sisi lain gw harus tetap tenang karena kalau gw tertawa sama saja gw menertawai diri gw sendiri. Ya ampun... kelasnya... suasananya.. (wkwkwk)

Tiba-tiba kelas menjadi hening, tidak ada akan energi, dan proses belajar mengejar berjalan dengan lancar. Ketika proses permbelajaran mulai, dengan betul-betul gw tidak memperhatikan apa yang di terangin guru yang ngoce di sana, sampai akhirnya gw bosen dan menghampiri sang guru.

"Pak, izin ke kamar mandi" ujar gw.

"Untuk apa?" tanyanya santai.

"Buang air besar" jawab gw jengkel.

"Nanti saja, tahan dulu lima belas menit" jelas sang guru.

"Udah kagak tahan pak, udah di pucuk" jawab gw sambil menggeliat.

"Apa tidak bisa di tahan bentar?" tanyanya memperjelas.

"Jangan buang buang waktu pak, nati saya kecirit" jelas gw megangin bokong dengan muka merintih.

"oOh, sana-sana ce..." Tanpa dengerin kata berikutnya gw langsung lari keluar kelas dengan megangin bokong menuju toilet pria, yang jaraknya cukup jauh dari kelas. Setelah tiba di toilet pria, ternyata di sana ada dua temen gw, meski beda kelas.

"blBro, ngapain ente?" tanyanya sambil mengacungkan rokok.

"Hanya keluar kelas, kalian merokok?" jawab serta balik tanya gw.

"Ya, nih rokok" menjulurkan sebatang rokok ke gw.

"Tidak, makasih, gw gak ngerokok" jawab gw.
"Okelah bro, gak ada gunanya memaksa kan?!" sahutnya dengan senyum lemah.

"Yeah" cetus gw.

Diam-diam gw menyingkir, dari pada nantinya ketahuan guru bisa kena juga gw padahal ge kaga ada sangkut pautnya dengan mereka yang ngerokok.

Gw langsung balik ke kelas dan langsung masuk.

"Lho, cepet sekali" tanya guru.

"Bohong itu pak" kata Ayu, temen cewek yang duduk di paling depan.

"Ngawur!! namanya juga kebelet dadakan, jadi selesainya juga mendadak" jawab gw dengan wajah kebingungan liat papan tulis.

"ya sudah silahkan du..."
Tanpa di suruhpun gw udah berjalan menuju bangku gw di belakang. Tak lama kemudian setelah sepuluh menitan bel berbunyi pertanda istirahat.

***

Waktu itu gw lagi duduk di atas motor gw di parkiran sekolah selepas dari kelas, rencananya mau pulang, tapi masih nungguin bel berbunyi, jadi nungguin gerbang utama di buka oleh pak satpam.

Tak lama kemudian temen gw nyamperin lalu duduk di atas motor sebelah gw.

"Mau pulang?" kata temen

"Nggak"

"Lalu ngapain?" tanya temen gw.

"Nungguin gerbang di buka" jawab gw dengan santai.

"Lha iya mau pulang!!" jelas temen gw jengkel.

"Lha kenapa masih nanya" sahut gw.
(temen goblok)

Suasana hening seketika, setelah dua detik dari 20 detik sebelumnya bel berbunyi, langsung gw hidupin mesin motor dan mulai menarik gas, meluncur melewati para siswa siswi lainnya keluar dari gerbang utama menuju ke rumah, saatnya pulang.

Home, gw datang.

Comments

Popular posts from this blog

About RISKY Episode 2 - Kalian Bakalan Naksir

Persaingan Sengit Cowok Yang Mencintai Secara Diam-Diam

Setiap Tarikan Nafas Itu Menuju Ke....Death