Tampang Materialistis Ani
Momennya lagi pas banget anjay, pikir ku. Seperti yang riski tadi anjurkan, ini adalah saatnya aku berterus terang bilang ke Ani kalau aku sangat menikmati malam ini.
"Tau gak sih, Ni." kata ku sambil nyetir motor, memberanikan diri untuk bicara. "Aku seneng banget hari ini."
"Seneng kenapa?" tanya Ani lalu melingkarkan kedua tangannya di perut ku.
"Seneng, soalnya," kata ku, berhenti bicara sebentar dan menengok sedikit ke kiri untuk melirik muka Ani. Aku masang muka sok ganteng. Ku lirik mukanya dengan jelas, berkata dengan sungguh-sungguh, "Seneng... soalnya... hari ini akhirnya... aku bisa pergi sama.. ka"
"AWAS!!!!" jerit Ani memecahkan suasana.
BRAK! Motor ku naik ke atas trotoar. Motor masih berjalan imbang, dan di depan ada pohon gede. Ani ngejerit, "Itu pohon! ITU ADA POHON, GOBLOK!"
"AAAAAAAAAAAH!" Aku menjerit, kayak cewek lagi ngecengkok dangdut. Lalu aku tekan double rem, Ani teriak lepas di telinga kiri ku dan akhirnya tetep saja nabrak pohon besar. BRAK!!
"OAAH" Shockkkk!!. Aku langsung duduk dan kaget sekaget-kagetnya atas mimpi yang aku alami tadi, mimpi indah di barengi mimpi buruk. oouuhhhhh, syukurlah kalau hanya mimpi. Aku langsung ngelus dada yang masih berdetak kecang. Tiba-tiba adek ku yang masih SD masuk kamar ku.
"ada apa kak?" bertanya sambil makan snack.
Aku diem. . .
"ada hantu?" tanya adek ku.
Aku tetep diem. . sejak kapan kamar ku berhantu? O.O
"kaga ada apa-apa, sana pergi, hus hus" jawab ku dan ngusir dia dari kamar.
"yaudah.." adek ku langsung berbalik arah.
"tunggu, sini snacknya" sahut ku.
Dia langsung sidikit noleh kebelakang dan natap sipit ke arah ku, aku juga ngeliatin dia, apaan nih adek ku.
"Kak.. tikus!!" ucap adek ku, menakuti. O.O
"mana..!!!" Aku langsung panik, saat aku panik seperti itu adek ku langsung lari keluar kamar. Sialan, aku di tipu, di gobloki lagi oleh adek ku sendiri. -,-
...
Saat itu hari sudah senja, yaudah deh aku mandi dulu, langsung beranjak ke kamar mandi. Oh iya, Ani itu adalah cewe yang di kenalkan Riski padaku, wajahnya cukup imut-imut menggemaskan, kaya keturunan cina gitu? padahal kedua orang tuanya orang biasa saja, ga ada satu dari saudaranya yang cina, mungkin karena takdir dia di lahirkan mungil gitu. Jujur aku nyimpen rasa sama dia, ngga tau dia juga nyimpen rasa atau ngga sama aku, tapi sepengetahuan ku dia suka sama aku (GE ER Dikit)
Yang aku khawatirin adalah, tampang kaya dia itu tampang materialistis. Ouuuhh Nooo!!!
Setidaknya aku belum bisa memastikan apa itu iya, atau tidak.
Lalu ki ambil keputusan untuk ketemuan dengannya, ingin liat karakter dia kaya apa, apa bener persis kaya di foto fbnya yang sedikit kecinaan itu, dari situ aku mulai penasaran. Langsung ku smsin dia.
"bisa kita ketemu, Ani?"
"bisa zakki, kapan? dimana?"
"nanti malam di sebelah sekolah darul ulum"
"oke, aku akan kesana"
"siip, ku harap ngga ada acara mendadak nanti"
Sms masih berlanjut kepembahasan lainnya.
...
Setelah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggang, aku cepet-cepet menuju ke kamar untuk segera pakai baju.
Sambil nungguin adzan maghrib berkumandang aku hidupin televisi dan nonton film yang aku belum tau judulnya. Aku bener-bener ga bisa mencerna apa isi dari film itu karena adek ku yang smk dan yang sd itu bergurau ria, hadehhhh. Tiba-tiba muncul dari jendela sebuah kepala seseorang yang bikin aku kaget.
"cek..!"
Ternyata itu si kampret Riski.
"yo, Ris" jawab ku, langsung bangkit dan keluar rumah lalu duduk di depan rumah ama riski.
"gimana dengan Ani? apa dia seperti yang di harapkan?" tanya riski.
"ga perlu di tanya, ntar malam aku mau ketemuan dengannya" jawab ku dengan santai.
"oh, sudah jadian?"
"belum, hanya ingin saling tau, kan ini pertemuan pertama antara aku dan dia"
Setelah berbincang dengan riski mengenai ani, malam semakin larut saja, ini sudah saatnya aku berangkat ketemuan dengan calon pacar (PEDE Dikit)
"Aku ikut ya?" kata riski.
"apaan, yang ada kau malah mengacau nanti" jawab ku.
"okelah, semoga sukses" menjelurkan jempol ke arah ku.
Kemudian aku idupin motor, dan perlahan narik gas.
"Ris, tunggu di sini, aki ga akan lama hanya ingin tau saja kaya apa dia" kata yang aku tinggalkan sebelum melaju kencang dengan motor.
Perjalanannya cukup jauh karena melewati dua daerah.
Setelah sampainya aku tunggu dia di sisi tembok sekolah darul ulum.
...
Gelap... kaga ada lampu yang menerangi di sini, banyak nyamuk lagi, ngapain tadi aku ngajaknya di tempat ini, sial, mana banyak nyamuknya, jadi aku nungguin Ani sambil jadi bulan bulanan puluhan nyamuk nih.
Setelah beberapa menit kemudian, temen ku lewat di jalan itu, Ouh, itu...
"Men.." sapa ku.
"eh.." menghampirin aku. "ternyata dirimu men, lagi ngapain di sini?" tanyanya.
"lagi nungguin cewe" jawab ku.
"pacar?"
"bukan!"
"lalu siapa?"
"calon pacar" jawab ku sambil nyengir.
"goblok, okelah aku ke sebrang jalan dulu, mau liat siapa calon pacar kau" jawabnya dan beranjak pergi.
Tak lama kemudian sorot lampu motor metik menerangi tempat itu, karena silau aku tutup muka ku dengan kedua tangan, lalu mesin motornya mati di deket ku.
"kamu ya...?" tanyanya ngeliatin wajahku, aku langsung kaget dan ngelepasin tutupan tangan di muka.
"oh.. Iya.. Ani yaa? Aku sedikit gelagapan.
"he'em, Zakkiii.." sambil tersenyum
Nggggggggh,, ternyata dia memang imut-imut menggemaskan.
Ali pandangi wajahnya yang jelas dengan muka sok kegantengan, dia juga balas pandangan mataku. Persis kaya di fotonya, iiiiiiihhh, kenapa kamu menggemaskan banget sihhh, pengen aku cubit pipi kamu Ani... pikirku.
"Aku pergi dulu ya.." katanya memecahkan suasana. (kenapa kesukaan kau memecahkan suasana romantis goblok)
"Lho, mau kemana?" tanyaku.
"Ga boleh lama-lama sama ortuku" jawabnya sambil nyalahin mesin motornya.
"lalu aku gimana?"
"maaf zak, ga bisa lama-lama" langsung meluncur.
SIALAN.
Tapi ngga apa, hari berikutnya mungkin bisa ketemu lagi. Aku pulang dengan muka kusut tak bersemangat.
Setelah tiba di rumah, di sambut oleh riski.
"kenapa mukamu? habis di tabrak turk?! gimana? ga buruk juga kan?" tanyanya.
"buruk sih ngga, tapi dia langsung pulang, sialan banget kan" jawab ku.
"hahaha"
"jangan tertawa goblok" cetus ki, "nah, ayo ikut, kita keliling biar ga jenuh"
"oke" riski langsung loncat ke boncengan.
-
Esok harinya, aki masih penasaran ama sikapnya Ani, jadi aku tanya sama temen ku yang satu sekolah ama Ani.
"Menurutmu, Ani itu gimana?" tanya ku.
"Manis anaknya, kaya kecinaan gitu" jawabnya. langsung ku jitak kepalanya.
"tolol, kalau itu aku tau, maksudnya dalamnya, apa dia materialistis?" tanya ku lagi.
"kenapa aku di jitak" ngelus kepala. "ya, seperti itulah, dia pilih-pilih kalau cari pacar, kalau bayak kelebihannya, itulah yang dipilih" jawabnya jelas.
Aku diem...
berarti.. selama ini aku menyukai cewek yang salah. Gua banyak kekurangan. Yaudahlah, mending aku lupain dia.
Hari demi hari aku udah ngga hubungi Ani lagi, galau tentu saja di kamar ngelamun sendirian, minum kopi sambil makan pisang goreng supaya ngga galau. Seminggu kemakan aku benar-benar bisa ngelupain Ani.
pffffh, kita seperti orang asing, udah ngga pernah ketemu, pernah ketemu, tapi hanya sekejap, itupun saling tidak menyapa. hihihi. Kan tai banget. (2015)
Comments
Post a Comment